Dua Rumpun Keluarga Relokasi Kuburan Leluhurnya dari Area Konsesi Masmindo

Uncategorized52 Dilihat

LATIMOJONG-SwaraLatimojong, 28 Juni 2025.

Kaki pegunungan Latimojong diliputi suasana hidmat saat warga dari dua rumpun adat, Kande Api dan Ne’ Pong Titing, secara bersama-sama melakukan relokasi kuburan leluhur mereka dari area konsesi pertambangan emas milik PT. Masmindo Dwi Area. Prosesi adat ini menjadi babak penting dalam dinamika relasi antara masyarakat adat dan investasi tambang di Kabupaten Luwu, Sabtu (28/6/2025).

Kegiatan relokasi dimulai sekitar pukul 09.00 Wita oleh sekitar 200 warga rumpun Kande Api. Mereka membongkar 18 makam yang tersebar di sekitar Pos 4 wilayah konsesi perusahaan. Beberapa jasad ditemukan dalam kondisi tidak utuh—hanya menyisakan tulang dan gigi. Semua sisa fisik jasad yang berhasil ditemukan kemudian ditempatkan secara layak dalam peti jenazah dan dibawa menuju tempat pemakaman umum yang telah disiapkan oleh pihak perusahaan, sekitar 5 kilometer dari lokasi awal.

Satu jam kemudian, giliran warga rumpun adat Ne’ Pong Titing melakukan pembongkaran dua titik makam di sekitar Pos 5. Namun, tidak ditemukan sisa jasad. Sebagai simbol penghormatan, tanah dari kuburan diambil dan dimasukkan ke dalam dua peti jenazah, yang kemudian juga dibawa ke tempat pemakaman umum sejauh 10 kilometer.

Sekitar pukul 13.00 Wita, prosesi pemakaman adat dilangsungkan. Jenazah rumpun Kande Api dimakamkan dengan tata cara suku Toraja, yaitu memasukkan peti ke dalam rumah adat Tongkonan. Tak lama berselang, dua peti jenazah Ne’ Pong Titing juga tiba dan dimakamkan secara simbolik dengan dikubur.

Seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga pukul 14.00 Wita itu berjalan aman dan kondusif. Dalam prosesi tersebut, masing-masing rumpun adat turut membawa spanduk berisi pernyataan dukungan terhadap kelanjutan investasi PT. Masmindo Dwi Area di wilayah mereka.

Keberhasilan relokasi ini disebut tidak terlepas dari bentuk kompensasi yang telah disepakati bersama pihak perusahaan. “Kami melakukan ini demi menjaga marwah adat sekaligus membuka jalan bagi pembangunan yang membawa manfaat ke depan,” ujar seorang tetua adat Kande Api saat ditemui usai pemakaman.(rls/red)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *